Wawancara Wartawan dengan Rektor Se-Indonesia |
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana mengatakan, para rektor juga diberi kesempatan untuk menyampaikan berbagai masukan.
Beberapa poin penting yang disampaikan para rektor kepada Jokowi antara lain, pertama mengenai perlunya regulasi yang mengatur perguruan tinggi, sehingga Kementerian Ristek dan Dikti diharapkan mampu memainkan peran fasilitatif.
"Deregulasi ini penting agar ada kepastian hukum, koherensi, dan konsistensi peraturan," ucap Ari.
Kedua, perlu insentif bila kalangan industri menggunakan hasil riset perguruan tinggi. Insentif ini dapat digunakan untuk pengembangan riset di perguruan tinggi tersebut.
Ketiga, para rektor berharap adanya kebijakan yang mendukung hilirisasi riset, termasuk keberpihakan pemerintah dalam mendukung hilirisasi hasil riset perguruan tinggi dan pemberian insentif bagi industri untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Masukan terakhir berupa harapan agar ada penambahan bantuan bagi mahasiswa tidak mampu, termasuk juga Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).
Ari mengatakan, Jokowi menanggapi positif semua usulan dari para rektor tersebut. Di samping menyampaikan komitmen untuk memberi bantuan kepada mahasiswa tidak mampu.
"Presiden juga meminta para rektor untuk terus memberikan masukan, baik secara langsung maupun melalui Menteri Sekretaris Negara," pungkas Ari.Para rektor sendiri mengingatkan perlunya fasilitas untuk perguruan tinggi negeri (PTN), termasuk keleluasaan otonomi. Selain itu, meskipun tengah gencar-gencarnya menggelar progam terkait infrastruktur, para rektor meminta presiden untuk tetap memperhatikan dan meneruskan program bidik misi untuk mahasiswa miskin.
"Satu lagi alokasi bantuan pendidikan bidik misi untuk mahasiswa miskin. Tadi, saya usulkan anggarannya dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan. Jangan sampai untuk kebutuhan infrastruktur, alokasi (anggaran) bidik misi jadi dikurangi," kata Ketua Majelis Rektor PTN se-Indonesia, yang merupakan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suharyanto di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/9).
Bantuan operasional PTN juga diminta dipertahankan. Para rektor mengatakan Kementerian Riset dan Dikti juga diharapkan bisa melakukan pendekatan fasilitatif dibandingkan birokratis ke kampus-kampus PTN. Dengan difasilitasi, PTN juga diberikan target misalnya dalam hal riset.
"Kami diskusi panjang terkait aturan-aturan seperti beliau sampaikan ada 1.000 persoalan dan satu persatu kami tangani, kami sampaikan dalam perspektif kami, belum ditangani dengan baik," ujar Ketua Majelis Rektor PTN se-Indonesia, Herry Suharyanto, Kamis (10/9/2015).
Herry yang menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor ini menyampaikan masukan terkait persoalan di perguruan tinggi, seperti kurangnya fasilitas sampai mekanisme pengelolaan kampus.
"Misalnya bagaimana kampus diberi fasilitas, kelola kampus PTN sini, tentu beda kelola dikmen. Kalai perguruan tinggi diberi keleluasaan, otonomi, diberi target kinerja jelas dengan anggaran dan support yang tidak perlu berlebihan, kampus-kampus akan mampu selenggarakan pengambilan keputusan," ucap Herry.Kembali ke soal bidik misi, Herry menjelaskan, bahwasanya Jokowi setuju program tersebut dilanjutkan.
"Jumlahnya ditingkatkan, jadi 60 ribu siswa bidik misi. Disedaikan anggaran setara 60.000 siswa baru. Naiknya sekitar 10.000 orang," terang Herry.
Selain itu, dibahas pula perlunya dorongan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang mendanai riset-riset di PTN. Semisal, pemerintah dapat memberikan opsi pengurangan pajak. Lagi-lagi, menurut Herry, Jokowi menyambut baik usulan tersebut.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno, yang juga mantan rektor Universitas Gadjah Mada, mengatakan banyak hal yang dibicarakan presiden dengan para rektor. Acara ini tidak didesain untuk membahas paket kebijakan yang baru diluncurkan kemarin.
"Presiden meminta masukan dari para rektor, baik itu yang urusan internal pendidikan tinggi dan riset, serta yang terkait dengan masalah-masalah umum," kata Pratikno.
Masalah umum menyangkut ekonomi, kata Pratikno, di antaranya adalah soal percepatan penyerapan anggaran, upaya percepatan pengadaan barang, dan usulan para rektor mengenai kontribusi pendidikan tinggi untuk pembangunan.
Ada 23 rektor yang datang dalam acara tersebut, beberapa yang hadir di antaranya Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Dede Rosyada, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati, Rektor (UNY) Rochmat Wahab, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto yang merangkap sebagai Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, dan Rektor Universitas Sriwijaya Badia Perizade.
Selain itu turut serta Rektor Syiah Kuala Aceh Syamsul Rizal, Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Subhilhar, dan Rektor Universitas Airlangga Surabaya Moh Nasyih.
Sumber : +Liputan6.com | +BeritaSatu.com | +Tribunnews.com