Recent Posts


Wajah Indonesia di Cover Majalah TIME

Sosok Pemimpin Indonesia pada cover Majalah TIME
Dalam sejarah salah satu majalah berita paling bergengsi di dunia, Majalah TIME, tercatat ada beberapa tokoh Indonesia yang pernah menjadi cover majalah asal Amerika Serikat (AS) yang terbit pertama kali pada tahun 1923 itu. Tokoh ini dinilai sebagai tokoh besar dan berpengaruh melampaui sekadar negerinya, sehingga menjadi inspirasi bagi dunia. Berikut ini “Wajah Indonesia di Cover Majalah TIME”.

Sejak edisi pertama kali diluncurkan pada 3 Maret 1923, TIME sudah memasang ketujuh wajah Presiden Indonesia sebagai sampulnya. Kisah mereka diulas karena terpilih sebagai presiden dan keberhasilannya dalam sejumlah bidang.

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, diangkat menjadi sampul pada 23 Desember 1946. Soekarno ditampilkan dengan lukisan tangan. Ia digambarkan sedang berteriak menggelorakan kemerdekaan Indonesia dengan latar belakang sejumlah tangan pejuang sedang menegakan tiang bendera Merah Putih. Soekarno mulai menjabat sebagai presiden pada 18 Agustus 1945.

Tak sekali Soekarno menjadi sampul. Pada 10 Maret 1958 ia kembali menjadi pilihan TIME. Kali ini Sukarno diangkat seputar perannya memimpin Indonesia sebagai salah satu negara yang sukses bangkit dari penjajahan Belanda selama 350 tahun, mengenalkan demokrasi, serta menyatukan keragaman suku, agama, ras, dan golongan.

Soeharto, menjadi sampul TIME pada 15 Juli 1966. Meski belum menjadi presiden, ia diangkat karena perannya dalam meruntuhkan paham komunis di Indonesia. Dalam sampul tersebut, Suharto digambarkan tersenyum dengan seragam militer kebesarannya serta tagline “Indonesia: The Land the Communict Lost.” Soeharto dilantik menjadi presiden kedua Indonesia pada 22 Februari 1967.

Pengganti Soeharto, Presiden ketiga, BJ Jabibie menghiasi sampul TIME pada 1 Juni 1998, 10 hari setelah pelantikannya, dengan judul “Habibie Takes Charge.” Sesuai judulnya, tampilan sampul Habibie diambil saat Soeharto melepaskan jabatannya dan diserahkan pada Habibie. Tampak Habibie sedang tercenung dengan latar belakang Soeharto yang blur.

Presiden keempat Abdurrahman Wahid dan kelima Megawati Soekarnoputri ditampilkan bersamaan dalam TIME edisi 6 Agustus 2001. TIME memberi judul “Fade Out Fade In” menyusulnya lengsernya Gus Dur yang baru memerintah kurang dari dua tahun dan dilanjutkan Megawati.

Sebelumnya kedua tokoh ini pernah pernah menjadi sampul TIME untuk pertama kalinya pada 1 November 1999 dengan judul “Indonesia: Can Wahid and Megawati heal a divided nation?”

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi presiden keenam tampil di sampul TIME pada 24 Januari 2005 dengan judul “We Are Grateful.” Hal ini mengacu pada perannya dalam menjembatani bantuan internasional dan tantangan Aceh setelah dilanda Tsunami pada Desember 2004. SBY dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober 2004.

Ini adalah satu-satunya tokoh Indonesia bukan Presiden yang dijadikan cover Majalah TIME. Dia adalah Iwan Fals, legenda hidup musik Indonesia. Dia menjadi cover TIME edisi 29 April 2002. Iwan Fals dinobatkan sebagai salah satu pahlawan Asia oleh TIME, karena pengaruhnya dan perjuangannya dalam menyuarakan suara hati rakyat kecil. Wajah Iwan Fals yang penuh harapan terpampang penuh di cover TIME dengan gitar di sisinya.

Iwan Fals pada Cover Majalah TIME edisi 29 April 2002.
Yang terbaru adalah Jokowi, ia menjadi cover Majalah TIME edisi 27 Oktober 2014, atau seminggu setelah pelantikan Jokowi sebagai presiden ke-7 Indonesia pada Senin, 20 Oktober 2014. Cover itu tampil dengan headline “A New Hope” (Harapan Baru). Di bawah tulisan tersebut tertulis kalimat “Indonesia President Joko Widodo Is A Force of Democracy” (Jokowi adalah kekuatan untuk demokrasi).

TIME memasang foto close up wajah Jokowi yang mengenakan batik warna cokelat, dengan mimik wajah serius. Adapun tulisan tentang Jokowi pada TIME dibuka dengan gambaran kesederhanaannya. TIME menuliskan bagaimana Jokowi berbaur dengan masyarakat lewat pilihannya duduk di kursi ekonomi pada penerbangan Garuda Indonesia GA 226 menuju Solo dan kesederhanaan-kesederhanaan lainnya.


@Sinergibangsa.org

0 komentar: